Sahabat Rasulullah SAW yang Masuk Surga dengan Keadaan Merangkak

Sahabat Rasulullah SAW yang Masuk Surga dengan Keadaan Merangkak

Harta kekayaan adalah salah satu hal yang perlu didapatkan di dunia, namun apakah menjadi kaya saja sudah cukup? Harta memanglah perlu untuk dicari, namun mempersiapkan bekal untuk akhirat tetap menjadi tujuan utama seorang muslim. Dari seorang Abdurrahman bin Auf kita dapat belajar bahwa kekayaan bukanlah segalanya. Seperti yang kita tahu bahwa Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Rasulullah yang memiliki kekayaan harta melimpah namun tetap dermawan.

Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang paling awal masuk agama Islam (As-Sabiqunal Awwalun), dan termasuk ke dalam 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga.  Abdurrahman bin Auf lahir 10 tahun setelah tahun Gajah dan berasal dari Bani Zuhrah. Salah seorang sahabat Nabi lainnya yaitu Sa’ad bin Abi Waqqas adalah saudara sepupunya. Abdurrahman juga adalah suami dari saudara seibu Utsman bin Affan, yaitu anak perempuan dari Urwa bint Kariz (ibu Utsman) dengan suami keduanya. 

Ketika Abdurrahman bin Auf masuk agama Islam, beliau berhijrah ke kota Habasya bersama kawan-kawan seiman hingga berhijrah ke kota Yatsrib di Madinah pada tahun ke-13 kenabian. Abdurrahman bin Auf merupakan orang yang kaya raya, hingga suatu ketika saat beliau berhijrah menuju kota Yatsrib datanglah orang-orang kafir        Quraisy menghadang dengan mengatakan “Engkau boleh pergi tapi seluruh hartamu akan kami rampas atau engkau tetap tinggal di Mekah dengan kekayaanmu yang melimpah”, maka Abdurrahman bin Auf menjawab “Tentu aku akan tetap berhijrah meski aku jatuh miskin sekalipun”

Hal ini juga ditanyakan kepada istri dan keluarga beliau, namun mereka lebih memilih tinggal di kota Mekah sehingga beliau pergi tanpa istri dan keluarga. Abdurrahman bin Auf berhijrah secara menyeluruh dan membuktikan bahwa Allah SWT dan Rasul lebih dicintai daripada yang lainnya. Maka sampailah beliau ke kota Yatsrib dalam keadaan yang tidak memiliki harta. Kemudian Rasulullah SAW mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dari Mekah dengan orang Yatrib Madinah atau kaum Anshar.

Dari kaum Anshar, ada seseorang yang memiliki banyak harta, ia bernama Sa’ad bin Ar-Rabi. Berkatalah beliau “Wahai Abdurahman, hartaku sangat banyak dan aku memiliki 2 istri. Saya tahu kamu jatuh miskin. Oleh karena itu, saya berikan setengah harta saya untuk menolongmu dan saya ceraikan 1 istri saya. Istri yang baik dan saleh”. Lantas Abdurrahman mengatakan “Semoga Allah SWT memberkahi dirimu, hartamu dan keluargamu, cukup tunjukan kepada saya dimana jalan menuju ke pasar”.

Abdurrahman bin Auf sangat menghargai kebaikan sahabatnya, namun beliau tidak ingin bergantung kepada orang lain. Maka kemudian, beliau pergi ke pasar dan berbisnis tanpa modal sedikit pun yaitu dengan menjual barang dagangan milik orang lain. Allah SWT memberikan beliau kelebihan seolah-olah barang apa saja yang disentuhnya bisa berubah menjadi emas. Maka dalam waktu singkat, Abdurrahman bin Auf mampu mengembalikan pundi kekayaan karena keahlian bisnisnya yang luar biasa. 

Dengan harta yang semakin melimpah, terkadang beliau berfikir bahkan ketakutan karena harta dan kekayaaannya dikhawatirkan akan membuatnya lama dihisab oleh Allah SWT dihari akhir nanti, maka beliau terus memberikan hartanya dijalan Allah SWT. Niatnya ingin mengurangi harta, namun karena sedekah yang beliau lakukan membuat pundi pahala semakin bertambah dan kekayaan semakin meningkat. 

Pernah suatu ketika saat Rasulullah SAW telah wafat. Di kota Madinah yang tenang, tiba-tiba debu naik keatas dan terdengar gagap gempita sampai semua orang keluar dari rumah dan bertanya “Apa ini? siapa yang datang?” lalu seseorang berkata kepada Aisyah ra. “Itu adalah 700 khafilah dagang milik Abdurrahman bin Auf” maka Aisyah ra pun berkata “Aku teringat dengan perkataan Rasulullah. Abdurrahman bin Auf memang dijamin masuk surga bersama sahabat lain, namun ia masuk surga dengan keadaan merangkak” (Al-Kanz, no. 33500).

Dari kisah Abdurrahman bin Auf dapat diambil banyak pelajaran, yaitu:

  1. Sepanjang hidup kita adalah berhijrah yaitu dari kegelapan menuju cahaya Allah, dari kebodohan menuju hidayah Allah. Namun, dalam setiap proses hijrahnya tidak mudah karena harga surga sangat mahal. Surga tidak bisa dimasuki oleh orang yang tidak terbukti pengorbanannya di jalan Allah SWT.
  2. Allah SWT pasti akan menguji setiap jiwa dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kekurangan jiwa (QS. Al-Baqarah: 155). Maka dari itu jadikanlah sabar sebagai landasan untuk menjalani semua takdir yang Allah berikan. Sabar memiliki 3 macam yaitu: sabar dalam menghadapi ujian, sabar meninggalkan kemaksiatan, dan sabar dalam melakukan kebaikan.
  3. Harta kekayaan yang kau miliki bukan milikmu, kehebatan yang kau punya bukan milikmu, kesehatanmu pun bukan milikmu. Itu semua adalah kepunyaan Allah yang suatu saat bisa diambil kapanpun dan saat itulah engkau harusnya sudah siap.

Referensi:

Evermos. (24 Februari 2021). Kisah Abdurrahman bin Auf yang Sukses Kaya Raya dan Terkenal Dermawan. Diakses pada 19 Oktober 2021, dari: Kisah Abdurrahman Bin Auf yang Sukses Kaya Raya dan Dermawan (evermos.com)

Kritik dan saran terkait Mading ASC dapat ditulis Disini

Departemen Syiar



نمشي , adidas bold age leggings girls dance studio – تسوق تشكيلة اديداس اوريجينالز للأطفال مع تخفيضات 25 – 75% أونلاين في السعودية | nike air max 2007 junior pink and white background – 401 – Ietp – New Air Jordan 1 High OG OSB DIAN Blue Chill Sorrowful CD0463

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *