Pena KTIA: Antara KTI dan KTIQ Sama tapi Beda

Bagi Mahasiswa, menulis merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berbahasa, dengan kemampuan tersebut, mahasiswa dapat mengungkapakan ide, pikiran, kreativitas dan kemampuan analisisnya melalui tulisan. Pramoedya Ananta Toer pernah berkata bahwa “ Menulis adalah sebuah keberanian”, namun faktanya tidak semua orang gemar menulis karena kegiatan menulis dinilai sebagai sesuatu yang membosankan.

Mungkin kita terbiasa berkomentar di social media, kita beropini berdasarkan pendapat pribadi, sebagai seorang akademisi seperti mahasiswa akankah kita terus berkomentar tanpa adanya dasar? tentu tidak. Berkomentar boleh namun lebih bermanfaat jika dijadikan karya tulis.

Dewasa ini karya tulis tidak hanya digunakan sebagai bahan bacaan saja, akan tetapi karya tulis dapat digunakan sebagai sarana informasi, sarana dakwah, sarana diskusi dan banyak juga karya tulis yang memberikan solusi dalam menghadapi berbagai problematika yang ada di masyarakat.

Pada tingkatan mahasiswa banyak sekali institusi atau lembaga yang menyelenggarakan lomba karya tulis sebagai ajang untuk mahasiswa mengungkapkan ide, pikiran, kreativitas dan kemampuan analisisnya dan tak jarang juga ajang perlombaan ini dapat membantu mencari solusi terhadap problematika dalam kehidupan masyarakat. Perlombaan karya tulis ini adalah Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), namun ada juga lomba karya tulis berdasarkan nilai universal al-Qur’an yaitu Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (LKTIQ).

Banyak yang mengira bahwa KTI dan KTIQ merupakan jenis perlombaan yang sama, padahal keduanya memiliki ciri khas yang berbeda dari beberapa sisi diantaranya:

  1. Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan  sebuah karya yang dihasilkan dari kegiatan menulis, dengan menggunakan penerapan kaidah ilmiah, mengutamakan aspek rasionalitas, mengusung permasalahan yang bersifat obyektif serta faktual. Sedangkan KTIQ adalah lomba menulis karya ilmiah tentang ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial yang dikaitkan dengan isi kandungan al-Qur’an dalam memecahakan permasalahan yang ada di masyarakat.
  2. Karya Tulis Ilmiah (KTI) tidak mencantumkan ayat al-Qur’an. Sedangkan KTIQ memiliki kewajiban dalam mencantumkan minimal satu ayat al-Qu’an dalam karyanya.
  3. Referensi dalam pembuatan KTI adalah  penelitian terdahulu, literature review dan artikel ilmiah. Sedangkan referensi dalam pembuatan KTIQ yang paling utama adalah al-Qur’an.

Berikut adalah contoh judul dari karya tulis ilmiah Al-Qur’an dan menjuarai MTQ Mahasiswa Nasional dan Regional.

  1. Smart Water Filler (S-WAF): Alat Pengisi Air dari Udara Bertenaga Surya Berdasarkan Q.S. An-Nur (24): 43
  2. Penerapan Gaya Hidup Minimalis dengan Decluttering untuk Menekan Perilaku Konsumtif di Indonesia
  3. Potensi Pigmen Antosianin dalam Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Sebagai Alternatif Diet Sehat Pencegah Komplikasi pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2); Kajian Ilmiah Q.S. Az-Zumar (39): 21

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *