KH Maimun Zubair

Kyai Haji Maimun Zubair atau yang akrab dipanggil dengan Mbah Moen, adalah seorang ulama besar Indonesia, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang. Beliau merupakan putra pertama dari pasangan suami istri yang bernama KH Zubair Dahlan dan Hj. Mahmudah. Beliau lahir pada tangal 28 Oktober 1928 di Rembang, Jawa Tengah.

Sejak kecil, beliau dibimbing langsung oleh ayahandanya yang merupakan seorang ulama dan murid dari As-Syeikh Sa’id Al-Yamany Al-Maliky dan As-Seikh Hasan. Diantara ilmu yang beliau pahami dan hafal adalah yang biasa digunakan di kalangan santri, seperti Ilmu Shoraf, Nahwu, Fiqh, Manthiq, Balaghah, Ilmu Syarah dan lainnya. Di usia sekitar 17 tahun, KH. Maimun telah menghafal kitab-kitab Nadzam, seperti AlJurumiyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauhrotul Tauhid, Sullamul Munauroq, Rohabiyyah fil Faraidh. Serta memahami beberapa kitab fiqh yang terkenal seperti Fathul Qarib, Fathul Mu’in, Fathul Wahhab, dan lain sebagainya.

Pada tahun 1945, beliau menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, di bawah bimbingan KH. Abdul Karim (Mbah Manaf), KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuqi, hingga tahun 1949. Kemudian pada tahun 1950 di usianya yang ke-21 tahun, beliau berangkat ke tanah suci Makkah untuk melanjutkan studi agamanya dibawah bimbingan Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, dan Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Sepulangnya dari Makkah, beliau terus melanjutkan menimba ilmu ke ulama-ulama terkemuka Indonesia, seperti KH. Baidhowi, KH. Ma’shum Lasem, KH. Bisri Musthofa, KH. Wahab Chasbullah, KH. Muslih Mranggen, KH. Abdullah Abbas Buntet, Syaikh Abdul Fadhol Senori, dan ulama-ulama lainnya.

Pada tahun 1967, beliau mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar di Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Pondok pesantren ini memiliki santri sekitar 3.210 orang, yang terbagi atas santri laki-laki sekitar 2.456, dan santri perempuan berjumlah 754 orang, dengan tenaga pengajar 72 orang. Dari pesantren ini, KH. Maimun berhasil mencetak banyak ulama-ulama besar Indonesia, seperti KH. Abdul Wahid Bandungsari, KH. Zuhrul Anam, KH. Bahauddin Nursalim, KH Sya’roni dan lainnya. Selain itu, KH. Maimun bukan hanya sebagai tokoh penting Nahdlatul Ulama’, ia bahkan pernah menjadi Rais Syuriyah PWNU Jateng, serta menjadi Mustasyar PBNU hingga akhir hayatnya, yakni pada Selasa, 6 agustus 2019 di Mekah.

Karya-karya KH Maimun Zubair, diantaranya:

  1. Kitab Taroojim (Kitab ini bercerita tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Sarang)
  2. Kitab Al-Ulamaul Mujaddidun (Kitab ini berisi masalah untuk ijtihad dan pembaharu Islam)
  3. Kitab Nushuusul Akhyar (Kitab ini berisi masalah puasa dan hari raya)
  4. Kitab Taujihatul muslimin (Kitab ini berisi tentang cara mempersatukan golongan umat Islam)
  5. Kitab Malakhulttanasukkil Maki (Kitab ini berisi tentang jalan ibadah Ulama Mekah dan penyempurnaannya)
  6. Kitab Yasiin Fadhilah (Kitab ini berisi tentang keutamaan Surat Yasiin)
  7. Kitab Al-Fuyudhoturrabbaniyyah (Kitab ini berisi tentang masalah membangsakan pada Thoriqoh Naqsabandiyah)

Dilihat dari karya-karya KH Maimun Zubair, dapat disimpulkan bahwa beliau merupakan sosok ulama yang sangat berpengaruh di Indonesia, maka tidak heran jika pesan-pesan KH. Maimun Zubair banyak tersebar di media sosial, yang kemudian berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan beragama. KH Maimun Zubair wafat pada umur 90 tahun atau lebih tepatnya pada tanggal 6 Agustus 2019 saat sedang menunaikan haji di Makkah. Beliau kemudian dimakamkan di pemakaman Al Ma’la, Mekah. yang dihadiri oleh ratusan orang.

Referensi

Nurdyansa. 2019. “Biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen), Kisah Ulama Kharismatik”.

Alwi, Muhammad. 2019. Mewujudkan Perdamaian di Era Media versi KH. Maimun Zubair : Analisis Ma’na-cum-Maghza Atas Pesan KH. Maimun Zubair Di Media Sosial. Madinah: Jurnal Studi Islam, Volume 6 Nomor 2 Desember 2019. Burhanuddin, Mukhammad. 2019. “Biografi Kh. Maemoen Zubair”.

Kritik dan saran terkait Mading ASC dapat ditulis Disini

Departemen Syiar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *