Emha Ainun Najib (Cak Nun)

Emha Ainun Najib atau yang biasa dikenal dengan Cak Nun memiliki nama asli Muhammad Ainun Najib, seorang budayawan dan sastrawan yang sekaligus menjadi seorang intelektual muslim. Cak Nun yang juga dikenal karena karya-karya sastranya yang telah tersebar luas. Beliau lahir di desa Menturo, Sumobito, Jombang, 27 Mei 1953. Terlahir sebagai anak dari pasangan Muhammad Abdul Lathif dan Chalimah, Beliau merupakan anak keempat dari lima belas besaudara.

Di awal Pendidikan, Cak Nun tidak diberikan Pendidikan tentang Agama Islam oleh orang tuanya, Beliau mulai sekolah di SD tempat tinggalnya di Jombang pada tahun 1965. Beliau melanjutkan Pendidikan tingkat pertamanya di SMP Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 1968. Menginjak Pendidikan selanjutnya, Cak Nun dimasukkan oleh orang tuanya di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo. Tetapi di pertengahan tahun ketiganya, Cak Nun dikeluarkan dari pondok karena persoalan demo melawan pemerintah dan beliaupun menamatkan Pendidikan SMA nya di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Kemudian, beliau menempuh bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Ekonomi, tetapi beliau tidak meneruskan kuliahnya. Meskipun begitu, tidak menutup harapan dalam minat beliau untuk mendalami dunia seni dan budaya. Beliau belajar sastra pada guru idolanya, seorang sufi yang bernama Umbu Landu Paranggi di Malioboro, Yogyakarta.

Ketika Cak Nun mendalami sastra, Cak Nun menjadi seorang pengasuh Ruang Sastra dan juga menekuni profesinya menjadi wartawan pada tahun 1973-1976 di harian masa kini, Yogyakarta. Pada akhirnya beliau aktif di dunia teater dan menjadi pemimpin Teater Dinasti di Yogyakarta serta beliaupun bertemu Neneng Suryaningsih yang juga aktif dan berada di teater Dinasti sebagai penari. Sampai akhirnya mereka menikah dan dikaruniai anak bernama Sabrang Mowo Damar Panuluh yang sampai sekarang menjadi vokalis band Letto. Tetapi hubungan Cak Nun dan Neneng tidak berlangsung lama sampai pada mereka memutuskan untuk bercerai. Setelah mereka bercerai, Cak Nun menikah dengan Novia Kolopaking yang merupakan seorang seniman film dan penyanyi di tahun 1997, dari hasil pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak. Tidak hanya dalam dunia kepenulisan dan teater, beliau juga aktif dalam grup musik Kyai Kanjeng dan kelompok kajian islami.

Adapun beberapa karir yang beliau miliki, diantaranya: Pengasuh Ruang Sastra dan wartawan di Harian Masa Kini Yogyakarta, Pemimpin Teater Dinasti Yogyakarta, Pemimpin grup musik kyai kanjeng, dan penulis puisi serta kolumnis di beberapa media. Dan adapun karya-karya puisi, esai dan buku beliau. Karya-karya puisi beliau, diantaranya: “M” Frustasi (1976); Sajak-sajak cinta (1978); Sajak-sajak sepanjang jalan (1978); dan lain-lain. Karya-karya esai beliau, diantaranya: Sastra yang membebaskan (1985); Dari Pojok Sejarah (1985); Tuhanpun Berpuasa (1995); dan lain-lain. Karya-karya buku beliau, diantaranya: Mbah Nun Bertutur; Kalau Kamu Ikan Jangan Ikut Lomba Terbang; BH; Semesta Emha Ainun Najib; dan masih banyak lagi. Serta masih banyak lagi karya-karya beliau, baik dalam dunia teater, music maupun kajian islami.

Referensi:

Ahmad. 2021. “Biografi Cak Nun, Mengenal Sosok Budayawan Emha Ainun Nadjib”, https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-cak-nun/ , diakses pada 1 April 2022.

P, R. Antares. 2019. “Profil Cak Nun, Sang Budayawan dan Intelektual Islam”, https://www.tagar.id/profil-cak-nun-sang-budayawan-dan-intelektual-islam , diakses pada 1 April 2022.

Kritik dan saran terkait Mading ASC dapat ditulis Disini

Departemen Syiar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *